Selasa, 29 April 2014

Keindahan Fasilitas Umum

KEINDAHAN FASILITAS UMUM
Pada hari minggu untuk tepatnya pada tanggal xx. Kami sekelompok dalam hal ini kelompok saya yang berisikan saya sendiri Dilan Kusuma, Rizky Marsaputra, dan Ardy Vrilian bersama dengan kelompok lain yang pada kunjungan sebelumnya pergi bersama kami juga yaitu kelompok Rilo Tri Atmojo, Hari Rifkiriyadi, dan Bintang Satrio. Untuk kedua kalinya melakukan kunjungan, namun kali ini kunjungan kami bertujuan untuk melakukan observasi atau pemantauan terhadap fasilitas umum yang ada di daerah sekitar. Kami mengambil stasiun kereta untuk di obseravasi. Seperti yang telat kita ketahui bahwa sesuatu meskipun sama, tidak akan sama seutuhnya, jadi kami akan membandingkan antara stasiun kereta yang ada di bogor dengan yang ada di kota.

Untuk memulai perjalanan kali ini, pertama kami bertemu di stasiun pondok cina atau yang akrab di sebut dengan “Pocin”.  Setelah parkir motor dan menunggu semua anggota datang, kami langsung memesan tiket ke arah kota. Lalu kami memperoleh kartu kereta, inilah yang akan digunakan sebelum memasuki tempat tunggu di kereta. Jadi kartu ini nanti akan di tempelkan ke pintu rotasi untuk meng-unlock kunci sehingga kita bisa lewat. Setelah itu, saatnya menunggu kereta datang.

Akhirnya kereta kami datang setelah menunggu sekitar 15 menit. Katanya kereta di sini memiliki waktu selang antara 10-15 menit sebelum kereta selanjutnya datang. Jarak dari stasiun “Pocin” sampai kota kurang lebih 17 stasiun, ya wajar saja karena stasin kota merupakan stasiun terujung dari track kereta ini. Kurang lebih 45 menit kami sampai pada tujuan. Dari AC pada kereta belum menyala sampai nyala, dan banyak penumpang yang sudah berganti. Akhirnya kami sampai ke stasiun kota.

Dari perjalanan yang panjang itu, jelas, persediaan yang habis pertama pasti adalah minuman. Jadi kami membeli minuman dulu di Seven Eleven biasa di sebut “Sevel” sambil mencari tempat untuk berfoto. Setelah berfoto di depan tulisan “Stasiun Kota” kami mencari fasilitas umum yang ada di Stasiun ini. Setelah melihat beberapa fasilitas, kami memilih mushola dan mengambil beberapa foto di sana. Mushola di stasiun kota ini menurut saya cukup mengecewakan. Karena meski mengetahui fakta bahwa banyak orang yang lalu lalang di sini, kapasitas mushola sangat terlihat jelas tidak mencukupi. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah tempat ini cukup bila waktu solat tiba? Bukan hanya itu saja kekecewaan saya. Ternyata tempat wudhu dan toilet di jadikan satu. Meski sebenarnya itu tidak apa-apa, namun setidaknya toilet haruslah bersih dan memiliki sarana pengeringan seperti keset yang bagus juga. Menurut saya bila saya tiba di stasiun ini saat waktu solat, saya akan memilih tempat solat lain jika bisa.

Hal yang sama tidak terjadi di tempat jajanan atau tempat lainnya di stasiun kota ini. Meskipun di sini ternyata banyak tempat jajannya yang banyak menggunakan kemasan bungkus. Dan yang seperti yang kita semua tahu, bahwa orang-orang yang menggunakan tranportasi kereta cenderung memiliki kepadatan waktu atau waktu yang sempeit, sehingga mereka pasti lebih memilih makanan kemasan yang praktis dan bisa di konsumsi selagi mereka melakukan hal lain. Dan juga di sini banyak orang lalu lalang, namun di sini masih sangat teduh dan bersih. Saya berharap hal yang sama dapat terjadi pada mushola di sini.
Setelah itu kami memesan tiket ke arah bogor untuk melakukan observasi perbandingan antara stasiun kota dengan stasiun bogor. Perjalanan dari stasiun kota ke bogor lebih jauh lagi dari pada perjalanan yang pertama. Karena kami pergi dari ujung ke ujung melewati semua stasiun yang ada di track kereta ini. Meskipun demikian, perjalanan kami kali ini terasan sedikit lebih mudah, karena kali ini Acnya. Jadi selama perjalanan kami yang sudah mulai lelah terbantu karena sejuknya AC membuat Saya  mengantuk. Setelah sampai di bogor kami melakukan sedikit observasi dan langsung mengambil foto mushola dan foto stasiun bogor.


 Meskipun dengan waktu yang sudah menghimpit dan dengan hanya mengambil beberapa foto dari mushola. Saya tahu bahwa keadaan mushola di bogor lumayan jauh berbeda dengan yang ada di stasiun kota. Toilet dan tempat wudhu di pisah dan keadaan keduanya cukup bersih dan terawat. Hanya saja yang saya sayangkan hanyalah ukuran mushola di sini tidak berbeda jauh dengan yang ada di stasiun kota. Dan bila dilihat dari foto-foto yang telah saya ambil. Terlihat bahwa stasiun bogor lebih ramai dan terlihat lebih kumuh dengan banyaknya penjual-penjual kaki lima di depan stasiun dan juga membuat keadaan stasiun seperti kurang terawat.































Lalu kami membeli tiket pulang kembali ke stasiun “Pocin”. Nah, untuk perjalanan kereta yang terakhir ini terasa sangat mudah dan tidak membosankan. Karena perjalanannya sangat dekat. Setelah sampai di “Pocin” kami kembali ke rumah masing – masing. Itulah perjalanan kami untuk observasi fasilitas umum. Jadi intinya adalah, dalam segi stasiun dan kebutuhan para penumpang yang menyangkut pangan dan kenyamanan, stasiun kota lebih bagus namun bila di lihat dari kebutuhan rohani dan toilet stasiun bogor lebih bagus.