KEINDAHAN FASILITAS UMUM
Pada hari minggu untuk tepatnya
pada tanggal xx. Kami sekelompok dalam hal ini kelompok saya yang berisikan
saya sendiri Dilan Kusuma, Rizky Marsaputra, dan Ardy Vrilian bersama dengan
kelompok lain yang pada kunjungan sebelumnya pergi bersama kami juga yaitu
kelompok Rilo Tri Atmojo, Hari Rifkiriyadi, dan Bintang Satrio. Untuk kedua
kalinya melakukan kunjungan, namun kali ini kunjungan kami bertujuan untuk
melakukan observasi atau pemantauan terhadap fasilitas umum yang ada di daerah
sekitar. Kami mengambil stasiun kereta untuk di obseravasi. Seperti yang telat
kita ketahui bahwa sesuatu meskipun sama, tidak akan sama seutuhnya, jadi kami
akan membandingkan antara stasiun kereta yang ada di bogor dengan yang ada di
kota.
Untuk memulai perjalanan kali
ini, pertama kami bertemu di stasiun pondok cina atau yang akrab di sebut
dengan “Pocin”. Setelah parkir motor dan
menunggu semua anggota datang, kami langsung memesan tiket ke arah kota. Lalu
kami memperoleh kartu kereta, inilah yang akan digunakan sebelum memasuki
tempat tunggu di kereta. Jadi kartu ini nanti akan di tempelkan ke pintu rotasi
untuk meng-unlock kunci sehingga kita bisa lewat. Setelah itu, saatnya menunggu
kereta datang.
Akhirnya kereta kami datang
setelah menunggu sekitar 15 menit. Katanya kereta di sini memiliki waktu selang
antara 10-15 menit sebelum kereta selanjutnya datang. Jarak dari stasiun
“Pocin” sampai kota kurang lebih 17 stasiun, ya wajar saja karena stasin kota
merupakan stasiun terujung dari track kereta ini. Kurang lebih 45 menit kami
sampai pada tujuan. Dari AC pada kereta belum menyala sampai nyala, dan banyak
penumpang yang sudah berganti. Akhirnya kami sampai ke stasiun kota.
Dari perjalanan yang panjang itu,
jelas, persediaan yang habis pertama pasti adalah minuman. Jadi kami membeli
minuman dulu di Seven Eleven biasa di sebut “Sevel” sambil mencari tempat untuk
berfoto. Setelah berfoto di depan tulisan “Stasiun Kota” kami mencari fasilitas
umum yang ada di Stasiun ini. Setelah melihat beberapa fasilitas, kami memilih
mushola dan mengambil beberapa foto di sana. Mushola di stasiun kota ini
menurut saya cukup mengecewakan. Karena meski mengetahui fakta bahwa banyak
orang yang lalu lalang di sini, kapasitas mushola sangat terlihat jelas tidak
mencukupi. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah tempat ini cukup bila waktu solat
tiba? Bukan hanya itu saja kekecewaan saya. Ternyata tempat wudhu dan toilet di
jadikan satu. Meski sebenarnya itu tidak apa-apa, namun setidaknya toilet
haruslah bersih dan memiliki sarana pengeringan seperti keset yang bagus juga. Menurut
saya bila saya tiba di stasiun ini saat waktu solat, saya akan memilih tempat
solat lain jika bisa.
Hal yang sama tidak terjadi di
tempat jajanan atau tempat lainnya di stasiun kota ini. Meskipun di sini
ternyata banyak tempat jajannya yang banyak menggunakan kemasan bungkus. Dan
yang seperti yang kita semua tahu, bahwa orang-orang yang menggunakan
tranportasi kereta cenderung memiliki kepadatan waktu atau waktu yang sempeit,
sehingga mereka pasti lebih memilih makanan kemasan yang praktis dan bisa di
konsumsi selagi mereka melakukan hal lain. Dan juga di sini banyak orang lalu
lalang, namun di sini masih sangat teduh dan bersih. Saya berharap hal yang
sama dapat terjadi pada mushola di sini.
Setelah itu kami memesan tiket ke
arah bogor untuk melakukan observasi perbandingan antara stasiun kota dengan
stasiun bogor. Perjalanan dari stasiun kota ke bogor lebih jauh lagi dari pada
perjalanan yang pertama. Karena kami pergi dari ujung ke ujung melewati semua
stasiun yang ada di track kereta ini. Meskipun demikian, perjalanan kami kali
ini terasan sedikit lebih mudah, karena kali ini Acnya. Jadi selama perjalanan
kami yang sudah mulai lelah terbantu karena sejuknya AC membuat Saya mengantuk. Setelah sampai di bogor kami
melakukan sedikit observasi dan langsung mengambil foto mushola dan foto
stasiun bogor.
Meskipun dengan waktu yang sudah menghimpit dan dengan hanya
mengambil beberapa foto dari mushola. Saya tahu bahwa keadaan mushola di bogor
lumayan jauh berbeda dengan yang ada di stasiun kota. Toilet dan tempat wudhu
di pisah dan keadaan keduanya cukup bersih dan terawat. Hanya saja yang saya
sayangkan hanyalah ukuran mushola di sini tidak berbeda jauh dengan yang ada di
stasiun kota. Dan bila dilihat dari foto-foto yang telah saya ambil. Terlihat
bahwa stasiun bogor lebih ramai dan terlihat lebih kumuh dengan banyaknya
penjual-penjual kaki lima di depan stasiun dan juga membuat keadaan stasiun
seperti kurang terawat.