Senin, 31 Maret 2014

Kunjungan Musium Bank Mandiri




Beberapa hari yang lalu saya dan teman - teman saya yaitu Rilo Tri Atmojo, Rizky Marsaputra, Hari Rifkiriyadi, Ardy Vrilian, Bintang Satrio melakukan kunjungan ke musium bank mandiri yang berlokasi di kota tua. Di musium yang berdiri pada tanggal 2 oktober 1998 itu kami melihat banyak sejarah dari awal bank mandiri berdiri di Indonesia. Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan. Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.









Namun tujuan kami yang sesungguh di musium bank mandiri itu adalah untuk melihat perkembangan teknologi yang ada di sana. Dengan memegang amanat ini dari dosen kami. Saya akan membahas beberapa teknologi yang mengalami perubahan sangat dramatis namun sangat berguna bagi manusia.





Di mulai dari masa dimana semua arsip – arsip sampai apa pun yang menggunakan huruf di buat dengan menggunakan mesin ketik. Dahulu semua arsip akan di proses satu persatu baris yang bila sudah menyentuh ujung baris yang satu lagi maka catridge harus di tarik ke ujung yang awal untuk memulai ketikan di baris yang baru secara manual. Seiring berjalannya waktu, mesin ketik tersebut mengalami banyak perubahan, yang di awali dari beberapa maintenance (perbaikan mesin berkala) yang akhirnya menginspirasi perubahan hingga mesin tersebut berubah menjadi komputer dengan melaui tahap – tahap yang panjang.





Lalu dari masa alat hitung masih menggunkan sempoa lalu yang menggunakan metode yang cukup rumit yaitu dengan melambang beberapa value (nilai) dengan mata / biji sempoa menjadi kalkulator sederhana dan sekarang menjadi semacam alat kasir yang dapat melakukan banyak perhitungan dengan banyak data yang efisien.






Disana juga ada mesin printer dan CPU yang sangat besar, pada saat itu mesin print masih harus memiliki banyak tombol untuk menentukan bagaimana hasil saat kertas di print dari jumlah, hingga detail – detail yang lain. Dan yang paling menarik adalah CPU, ini merupakan salah satu bukti bahwa bank mandiri telah menemani Indonesia seiring waktu dari CPU yang masuh sebesar lemari hingga CPU jaman sekarang.


Tidak ketinggalan tentang brangkas. Seperti yang telah kita semua ketahui, bila membahas bank, pasti akan terbayang brangkas yang besar. Bank mandiri telah menggunakan banyak model brangkas dari yang tebal namun protection (perlindungan) –nya kecil hingga yang sangat tebal hingga tidak hancur meski terkena ledakan bom dan memiliki banyak Seal (kunci) yang bertahap.



Berikut adalah perubahan - perubahan yang terjadi pada mesin ATM bank Mandiri. Pada awalnya mesin ATM ini sangat terlihat kaku dan rentan. Waktu pemrosesan saat penarikan uang pun relatif lebih lama.



















Dan inilah mesin ATM mandiri yang sudah tidak asing lagi di mata kita, terlihat lebih menarik dan jauh lebih dapat di andalkan. Mesin yang satu ini juga sudah memiliki banyak fungsi seiring dengan pengembangan pada bagian perbankan.